google-site-verification: google81f2ee356101f507.html Geliat Umbul Pluneng Di Tangan BUMDes Tirta Sejahtera - Buruh Nulis
Open top menu
Rabu, 09 Januari 2019

Umbul Tirto Mulyani, Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kab. Klaten

Saat dikelola pihak ketiga, 2017, Umbul Pluneng hanya menyetor pendapatan ke Desa Pluneng Rp 102 juta. Di tangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Sejahtera, 2018, umbul berumur ratusan tahun itu mampu menyumbang Rp 344,9 juta ke desa dan menghidupi 24 karyawan tetap dengan gaji hampir setara Upah Minimum Kabupaten (UMK).

“Sistem manajemen yang baik adalah kuncinya,” kata Direktur Utama BUMDes Tirta Sejahtera Agus Hariyanto saat ditemui di kantornya di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, pada Kamis, 27 Desember 2018.

Sudah lama Pluneng dikenal sebagai desa wisata karena memiliki dua sumber air alami yang luar biasa, yaitu Umbul Pluneng (Tirto Mulyono) dan Umbul Tirto Mulyani. Namun, BUMDes Tirta Sejahtera baru didirikan pada 2015. Meski terbilang terlambat jika dibandingkan dengan sejumlah BUMDes lain di Klaten, BUMDes Tirta Sejahtera memilih tidak tergesa dalam merintis berbagai unit usaha.

“Prioritas kami mengembalikan Umbul Pluneng dan Tirto Mulyani dulu agar menjadi aset desa yang bermanfaat bagi banyak warga,” kata Agus. Sebab, kedua umbul yang tak pernah sepi dari pengunjung itu awalnya dikelola pihak ketiga dengan sistem lelang selama hampir 20 tahun.

Proses pengalihan pengelolaan dua tempat pemandian alami itu berlangsung cukup lama dan baru mencapai kesepakatan pada medio 2017. Sejak itu, BUMDes Tirta Sejahtera segera merumuskan sistem manajemen yang profesional dan mulai aktif bekerja pada 1 Januari 2018.

Manajerial Yang Baik

“Manajemen yang baik itu ibarat pondasi. Kalau manajerialnya tidak baik, meski omzetnya tinggi, tidak banyak warga yang turut merasakan dampak positifnya,” kata Agus. Manajemen yang baik dimulai sejak proses perekrutan karyawan yang berpedoman pada kompetensi tanpa mengabaikan keterwakilan serta penghargaan terhadap warga yang berperan aktif.

Perekrutan karyawan itu melalui tahapan yang terencana, dari analisa pekerjaan, publikasi, hingga seleksi administrasi dan kompetensi. Hasilnya, pada Oktober 2018, jumlah personel BUMDes Tirta Sejahtera telah mencapai 51 orang yang terdiri dari 24 karyawan tetap, 14 karyawan kemitraan, 5 THL (tenaga harian lepas), 5 pengurus, dan 3 pengawas.

Gaji karyawan tetap rata-rata Rp 1,5 juta atau 95% dari UMK Klaten karena jam kerjanya di bawah standar, yaitu 6,5 jam per hari. Sedangkan upah THL berkisar Rp 50.000 - Rp 75.000 per hari, tergantung jumlah jam kerja dan kemampuannya yang dibutuhkan.

Pada Desember 2017, sebelum mengelola Umbul Pluneng, BUMDes Tirta Sejahtera telah membuat program keuangan yang mempermudah transaksi dan menyediakan informasi keuangan yang cepat, transparan, dan akuntabel. “Jadi lebih mudah dalam pengambilan keputusan,” kata Agus.

Demi mekanisme kerja yang teratur dan efektif, BUMDes Tirta Sejahtera juga memiliki agenda rutin dengan intensitas, peserta, dan tujuan yang berbeda-beda, seperti rapat pengurus harian, rapat koordinasi, rapat sharing personel, rapat konsultasi, hingga rapat penyampaian pertanggungjawaban.

Meski Umbul Pluneng sudah tersohor di Klaten dan sekitarnya, BUMDes Tirta Sejahtera tetap menempuh strategi promosi konvensional maupun digital (aktif di media sosial dan membuat website). BUMDes Tirta Sejahtera juga menerapkan strategi pemasaran bersifat sosial dengan menyelenggarakan kegiatan tahunan Syukuran Banyu dan prosesi pelantikan perangkat di Umbul Pluneng.

Dalam mengelola unit-unit usahanya, khususnya di bidang pariwisata, BUMDes Tirta Sejahtera telah menetapkan standar operasional dan prosedur (SOP). Selain demi meningkatkan keamanan serta kenyamanan pengunjung, SOP juga dapat meminimalisir potensi kebocoran pendapatan.

Pengembangan Kawasan

Sejak pemerintah menggenjot pendirian BUMDes, sejumlah obyek wisata air di Klaten mulai menggeliat. Klaten kini dikenal sebagai surganya para pecinta wisata air, khususnya pemandian alami. Di tengah ketatnya persaingan dalam menggaet wisatawan, inovatif menjadi suatu keniscayaan.

Setelah terbilang sukses dalam mengelola Umbul Pluneng dan Tirto Mulyani, BUMDes Tirta Sejahtera berencana mengembangkan kawasan wisatanya. “Kami akan menambah wahana untuk anak di selatan Umbul Pluneng,” kata Agus. Wahana tambahan yang menempati lahan seluas 3,5 hektare itu akan dibangun pada Maret - Oktober 2019 dengan anggaran sekitar Rp 5,5 miliar.

Wahana baru itu berupa kolam arus atau sungai buatan yang berkelak-kelok dan dangkal, sehingga anak-anak dapat menyusurinya dengan pelampung. Meski berupa kolam buatan, air di wahana tersebut dijamin tetap jernih dan sejuk karena juga bersumber dari mata air alami.

Dengan tambahan wahana baru untuk anak, kolam utama di Umbul Pluneng dapat dimaksimalkan untuk renang bagi pengunjung dewasa. Kolam dengan luas 50 x 12 meter dan berkedalaman 2,5 meter itu selama ini menjadi tempat latihan favorit bagi sejumlah klub renang profesional dari Klaten.

“Klub renang atlet-atlet profesional itu berlatih tiap sore,” kata Lulus Susanto, karyawan BUMDes Tirta Sejahtera yang bertugas di Umbul Pluneng. Harga tiket masuk Umbul Pluneng hanya Rp 5.000 per orang. Bagi pelanggan yang rutin berenang di Umbul Pluneng, tersedia paket hemat seharga Rp 80.000 untuk 21 lembar tiket.

Berbeda dengan Umbul Pluneng, Umbul Tirto Mulyani lebih dikenal sebagai kolam yang mujarab untuk terapi penyembuhan berbagai penyakit. Cukup membayar tiket seharga Rp 2.000, pengunjung bisa mendapatkan fasilitas gratis berupa pendampingan dari seorang terapis.

“Bahkan ada dokter dari Kabupaten Sukoharjo yang rutin terapi di sini, tiga kali dalam sepekan, demi kesehatan syaraf matanya,” kata Untung Poniran, karyawan BUMDes Tirta Sejahtera yang sudah bertahun-tahun menjadi terapis sekaligus pelatih renang di Umbul Tirto Mulyani.

Tak Cuma Kejar Setoran

Selain menggarap Umbul Pluneng dan Tirto Mulyani, BUMDes Tirta Sejahtera juga mengelola unit usaha perikanan dan pemancingan, kerajinan dekorasi rumah, dan agen BNI 46. Di tahun perdana kerjanya, 2018, total omzet BUMDes Tirta Sejahtera mencapai Rp 1,15 miliar.

“Laba bersihnya (setelah dikurangi gaji karyawan dan biaya operasional) sekitar Rp 490 juta. 70 persen dari laba bersih itu masuk PADes (Pendapatan Asli Desa),” kata Agus.

Menurut Kepala Desa Pluneng, Wahyudi, keberhasilan BUMDes tidak hanya diukur dari seberapa besar setoran pendapatannya ke desa. “Tapi juga dinilai dari seberapa bener usaha yang dijalankannya, seberapa pener (tepat) tanggung jawabnya, dan seberapa migunani (bermanfaat) bagi warga, alam, dan kehidupan di sekitarnya,” kata Wahyudi saat ditemui di kantornya.

Tagged
Different Themes
Written by Templateify

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar

Recent