google-site-verification: google81f2ee356101f507.html Ketika Penari Tak Sekadar Pentas - Buruh Nulis
Open top menu
Rabu, 27 Februari 2019



Menonton festival tari bertaraf internasional yang mendatangkan koreografer dan penari mancanegara itu sudah biasa. Di Kota Surakarta saja tiap tahun diselenggarakan Solo International Performing Arts (SIPA) yang rutin mengundang kontingen seniman pertunjukan dari berbagai belahan dunia sejak 2009.
Tapi pernahkah anda menyaksikan langsung proses kreatif para koreografer dan penari tingkat dunia itu saat berada di balik layar? Kesempatan langka itu ditawarkan oleh Dance Laboratory Project #3 yang bertempat di Studio Plesungan sejak Senin sampai Kamis, 25 - 28 Februari 2019. Studio Plesungan berada di  Desa Plesungan RT 3 RW 2, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Sejak Senin lalu, di studio yang didirikan pada 2012 oleh Melati Suryodarmo; seniman performance art yang karya-karyanya telah ditampilkan di berbagai negara, itu berkumpul sebanyak 36 seniman dari berbagai negara di Asia seperti Jepang, Taiwan, India, Malaysia, dan dari beberapa kota di Indonesia. “Di sini ada sepuluh koreografer independen, empat fasilitator termasuk saya, videografer, sejumlah penari profesional dan mahasiswa,” kata Melati saat ditemui pada Rabu, 27 Februari.
Di studio yang asri dengan nuansa alami dan tidak terusik oleh bisingnya kota itu, para pelaku seni performance art tersebut mengikuti Dance Laboratory Project (D_LAP) #3 selama empat hari. Dikutip dari studioplesungan.org, D_LAP adalah proyek penelitian dan pengembangan yang mengeksplorasi pemahaman antar budaya, persepsi filosofis, pendekatan teknis dan metodis dalam koreografi, tari, dan seni pertunjukan melalui diskusi kritis dan pertukaran praktik.
“Kalau festival kan mereka cuma datang, latihan, pentas, lalu pulang. Sayang banget kan, sudah datengin mereka jauh-jauh,” kata Melati. Selain menggelar diskusi panel dengan beragam tema dari lingkup seni hingga budaya secara global, di D_LAP, keempat fasilitator koreografer itu juga menyiapkan karya dengan konsep kolaborasi silang untuk ditampilkan dalam pagelaran Dance In Asia di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kota Surakarta, pada 1 - 3 Maret 2019.
Empat fasilitator itu adalah Dr. Mikuni Yanaihara dari Faculty of Performing Arts, Kinday University, Osaka, Jepang; Prof. Yao Shu Fen dari National Taiwan University of Arts, Taipei, Taiwan; Jyh Shyong Wong, Mfa. dari Dance Department of Cultural Centre, University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, dan Melati selaku Direktur Studio Plesungan.
“Kami berempat mencoba cross collaboration, koreografer satu pakai penari dari koreografer lain. Seperti Mikuni pakai penari Solo, Yao Shu Fen pakai Otniel Tasman (koreografer muda dari Banyumas), aku pakai dua penarinya Yao Shu Fen, Jyh Shyong Wong pakai Keisuke Takahashi, videografer dari Jepang,” kata Melati.
Selain karya-karya kolaborasi tersebut, Dance In Asia yang diselenggarakan secara gratis di TBJT selama tiga hari, tiap pukul 19.00 - 21.30, itu juga akan menyuguhkan karya para koreografer independen seperti Agus Margiyanto dari Solo, Emi Oyama dari Jepang, Rathimalar Gobindarajoo dari India, dan lain-lain.  
Sayangnya, D_LAP #3 yang membuka lebar peluang untuk memperluas jejaring di kancah internasional ini tidak dimanfaatkan oleh sebagian besar pelaku seni performance art lokal di Solo Raya. “Sebenarnya saya juga sudah mengundang temen-temen seniman di Solo Raya dan sekitarnya,” kata Melati.
Menurut salah satu tamu undangan yang menghadiri diskusi panel bertema what we share is what we get, Nuri Aryati, D_LAP yang kali ini diselenggarakan di Indonesia, khususnya di Solo Raya, merupakan kegiatan yang sangat berharga. “Banyak ilmu yang bisa kita dapat. Selain diskusinya bermutu, kita bisa saling bertukar informasi dan menjalin kerja sama dengan para seniman dari negara tetangga,” kata program director Studio Mugi Dance, Pucangan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, itu.
Tagged
Different Themes
Written by Templateify

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

0 komentar

Recent